🐍 Reinkarnasi Dalam Al Qur An Dan Hadits

Sebagai pengukuh atau penguat hukum yang telah disebutkan oleh Allah di dalam kitab sue Nya, sehingga keduanya yaitu A1 Quran dan hadis menjadi sumber hukum yang salir melengkapi dan menyempurnakan. Sebagai penjelasan atau perincian terhadap ayat-ayat A1 Quran yang masih bersifat umum. Menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al Quran. Al-Qur’an adalah sumber utama dalam menentukan standar etik kehidupan sosial seorang Muslim. Bagi kaum Muslimin tidak ada teks yang memiliki otoritas absolut dibandingkan al-Qur’an. Termasuk dalam hal studi agama-agama, al-Qur’an adalah sumber utama bagi kaum Muslimin untuk memhami dasar-dasar studi agama. Prospek Studi Hadis di Indonesia (Telaah Atas Kajian Hadis di Uin, Iain, dan Stain) Jurnal Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadis is a journal under the auspices of the Study Program of the Qur'an and Interpretation (IAT), Faculty of Ushuluddin and Islamic Thoughts, State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga. It was first published in July December Sebagai penegasan, dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa tidak ada dosa bagi orang-orang yang memiliki uzur seperti tunanetra (al-a’mā), tunadaksa (al-a’raj), ataupun orang sakit (al-marīdh) untuk makan bersama orang sehat atau normal. Sebab, Allah SWT membenci kesombongan dan orang-orang sombong dan sesungguhnya Ia mencintai orang yang PENGERTIAN AL QUR’AN DAN HADITS D. Pengertian Al-Qur’an dan Hadits 1. Definisi Al-Qur’an Kataqurân adalah kata mahmûz lâm, dari bentuk qaraa-yaqra[u]-qirâ [at[an]-qurân[an], dengan konotasi talâ-yatlu-tilâwat[an], yang berarti membaca-bacaan.1 Para ulama ushul dan kalam telah mendefinisikan Al-Quran dengan definisi yang beragam. Sesunggguhnyabudak hawa nafsu itu lebih dekat kepada perbuatan yang membahayakan. Mereka tidak menyukai cara beragama yang benar sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan agar apa yang menjadi kecenderungan nafsu mereka bisa terlaksana, maka mereka melakukan perbuatan bid'ah (mengada-ada) dalam urusan agama. Bayan tasyri’ disebut juga dengan bayan isbat. Dalam hal ini Hadis berfungsi untuk menetapkan hukum yang didiamkan oleh al-Qur’an, sehingga hukum tersebut ditetapkan berdasarkan Hadis dan tidak ada nass al-Qur’an yang menjelaskannya. Misalnya Hadis Nabi Saw yang melarang menggabungkan seorang wanita bersama bibinya untuk dinikahi oleh Thus the leader character in al-Qur'an perspective is the trustworthy, responsible, wise, and prudent leader, and assess his position as the exam from Allah, so as not to abuse the position and office. ABSTRAK Pemimpin pada dasarnya mengemban amanah dan tanggung jawab, baik terhadap pihak yang dipimpinnya maupun Allah. AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam 18 Vol. 3, No. 1, 2018 f Wahyu Abdul Jafar : Fiqh Siyasah Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Al-Hadist Pendahuluan tanpa sadar tokoh politik dari partai politik yang bernuansa islam tidak mengunakan Ketika seseorang mendengar istilah politik islam. Inilah yang sangat berbahaya fiqh siyasah , tentu mM7c. Abbas, Nurlaelah. “Muhammad Bin Abdul Wahab Gerakan Revivalisme Dan Pengaruhnya.” Jurnal Dakwah Tabligh 16, no. 2 December 2015 133– Arifuddin. Metode Tematik Dalam Pengkajian Hadis. Makassar UIN Alauddin Makassar Press, Moh Yasir. Mediatisasi Agama Post-Truth Dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta LKiS, M. Yusran. Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Dan Pranata Sosial. Jakarta PT Raja Grafindo Persada, Ahmad. “Pengaruh Mazhab Mufassir Terhadap Perbedaan Penafsiran.” Journal of Islamic Studies and Humanities 2, no. 1 2017 55– Mohammad Roihan. “Studi Pendekatan Al-Qur’an.” Jurnal Thariqah Ilmiah 1, no. 1 January 2014 31– Nadirsyah. Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal Hingga Memilih Mazhab Yang Cocok. Jakarta Penerbit Mizania, 2015.———. “Kosong Dan Berisi Dalam Memahami Al-Qur’an,” June 9, 2019. Accessed January 2, 2020. Saring Sebelum Sharing. Yogyakarta PT Bentang Pustaka, 2019.———. Tafsir Al-Qur’an Di Medsos Mengkaji Makna Dan Rahasia Ayat Suci Pada Era Media Sosial. Yogyakarta PT Bentang Pustaka, Hamim, and Suryadi. Bunga Rampai Wacana Studi Hadis Kontemporer. Yogyakarta Tiara Wacana, Suruk. Teologi Amal Saleh Membongkar Nalar Kalam Muhammadiyah Kontemporer. Surabaya Lembaga Pengkajian Agama dan masyarakat LPAM, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta Raja Grafindo Persada, Donny Indra. “Ceramah Nabi Muhammad Sesat’, Evie Effendi Dipolisikan IPNU,” August 13, 2018. Accessed January 2, 2020. Harun. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Anwar. “Ikhtilaf Di Kalangan Ulama Al-Mujtahidin.” Al-Risalah 15, no. 2 November 2015 181– Abdullah. Al-Qur’an Abad 21 Tafsir Kontekstual. Bandung PT Mizan Pustakan, Ibnu. “Resepsi Al-Qur’an Dalam Berbagai Bentuk Terbitan.” Humaniora 16, no. 1 February 2004 78– Mohammad Hanief. “Konsep Fikih Ikhtilaf Yusuf Al-Qaradhawi.” Jurnal TSAQAFAH 13, no. 2 November 2017 254– M. “Pendekatan Tekstual Dan Kontekstual Dalam Penafsiran Al-Qur’an.” Al-Bayan Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1, no. 2 December 2016 115– Qurais. Membumikan Al-Qur’an Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung Mizan, Saifuddin, Moh. Hidayat Noor, and Miski. “Komunitas Online Serta Seruan Kembali Pada Al-Qur’an Dan Hadis Identitas, Ideologi, Dan Imaji Fundamentalisme.” 144–160. Grand Mirama Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018. BismiLLAHiRahmaniRahim Assalamu’laikum WrWb. Keif halk ya akhi.. alUstadz Sigit…mohon maaf sebelumnya .. es… ini ada link coba tolong dibuka.. disitu ada beberapa pendapat berat yg sungguh sangattt mungkin membutuhkan ide2 dr panjenengan yaa al Ustadz… please put your idea there, coz I am alone and dont have enough time and facility to reply them sooner as possible for their question and idea… because, I believe that you have excelent educational back ground about this case… Syukran katsiran.. Wassalam WrWb.. Waalaikumussalam Wr Wb Reinkarnasi adalah bahwa ruh pada jasad seseorang yang sudah meninggal berpindah ke jasad yang lainnya baik dia akan merasakan kebahagiaan didalam jasad tersebut ataukah kesengsaraan didalamnya tergantung dari amal-amal yang telah dilakukannya. Ia adalah perpindahan dari jasad yang satu ke jasad lainnya. Ini adalah perkataan paling batil dan kekufuran terhadap Allah, kitab-kitab dan Rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya keimanan dengan akherat, hisab perhitungan, surga dan neraka adalah diantara hal-hal yang diinformasikan melalui kedatangan para Rasul dan yang dicakup oleh kitab-kitab-Nya yang diturunkan dan perkataan tentang reinkarnasi ini merupakan pendustaan terhadap itu semua. Tafsir islami terhadap perkaran akherat sudah jelas didalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw, diantaranya firman Allah swt Artinya “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” QS. Al Ankabut 57 إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا وَعْدَ اللّهِ حَقًّا إِنَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ بِالْقِسْطِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُواْ يَكْفُرُونَ Artinya “Hanya kepada-Nyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya menghidupkannya kembali sesudah berbangkit, agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.’ QS. Yunus 4 يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا ﴿٨٥﴾ وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا ﴿٨٦﴾ Artinya “ingatlah hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga.” QS. Maryam 85 – 86 لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا ﴿٩٤﴾ وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا ﴿٩٥﴾ Artinya “Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” QS. Maryam 94 – 95 Artinya “Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya.” QS. An Nisaa 87 Artinya “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah “Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” QS. At Taghabun 7 Dan ayat-ayat muhkamat lainnya. Sedangkan didalam hadits banyak disebutkan tentang akhirat, penegasannya maupun perincian berbagai perkarannya yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya. Diantara sabda Rasulullah saw itu adalah,”Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki, tidak berbusana dan tidak beralas kaki.” Kemudian beliau membacakan firman-Nya ; Artinya “Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.” QS. Al Anbiya 104 Dan orang yang pertama kali dikeluarkan dari kubur dengan pakaian ketika meninggalnya pada hari kiamat adalah Ibrahim.” HR. Bukhori 3100 dan Muslim 5104 Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya didalam jasad manusia terdapat sebuah tulang yang tidak dimakan bumi selamanya dan darinya akan dibentuk kembali makhluk itu pada hari kiamat.’ Mereka bertanya,’Tulang apakah itu wahai Rasulullah?’ beliau saw menjawab,’Ia adalah tulang ekor.” HR. Muslim 5255 Sabdanya saw,”Pada hari kiamat, matahari akan didekatkan kepada para makhluk hingga berjarak satu mil.’ Salim bin Amir—salah seorang perawi hadits—berkata,’Demi Allah aku tidaklah mengetahui apakah yang dimaksud dengan satu mil itu apakah ia ukuran jarak di bumi ataukah mil yang digunakan untuk mencelak mata.” Rasulullah saw bersabda,”Kelak manusia, keringatnya akan tergantung pada amal-amal mereka. Dari mereka ada yang berkeringat hingga kedua mata kakinya, dari mereka ada yang berkeringat hingga kedua lututnya, dari mereka ada yang berkeringat hingga pinggangnya, dari mereka ada yang ditenggelamkan oleh keringatnya sendiri.” si perawi mengatakan,”Rasulullah saw mengisyaratkan dengan tangannya kearah bibirnya.” HR. Muslim 5108 Sabdanya saw,”Aku memasuki pintu surga pada hari kiamat lalu pintu itu terbuka dan penjaganya berkata,’Siapa anda?’ aku berkata,’Muhammad.’ Dia berkata,’karena engkau aku diperintahkan untuk tidak membukanya bagi seorangpun sebelum dirimu.” HR. Muslim 292 dan berbagai hadits lainnya. Sehingga reinkarnasi roh-roh ini merupakan pendustaan terhadap nash-nash tersebut dan pengingkaran terhadap kebangkitan. Didalam syariah terdapat dalil-dalil yang zhahir yang mengukuhan adzab dan nikmat kubur serta pertanyaan dua malaikat kepada roh manusia dan roh itu tidaklah berpindah kepada jasad yang lainnya akan tetapi yang diterima jasad itu bisa adzab ataupun kenikmatan hingga manusia dikumpulkan kepada tuhan mereka. Imam Ibnu Hazm mengatakan,”Cukuplah bantahan terhadap mereka yang menganggap adanya reinkarnasi adalah ijma seluruh ahli islam yang menyatakan kekufuran mereka. Dan terhadap orang yang mengatakan dengan perkataan mereka berarti sesungguhnya itu adalah di luar islam dan Nabi saw datang dengan selain itu.” al Milal wa al Ahwa wa an Nahl 1/166. Keyakinan bahwa jasad akan punah dan tidak akan kembali lagi untuk merasakan nikmat atau menaggung adzab adalah jalan untuk menenggelamkan manusia kedalam syahwat, kezhaliman dan kegelapan. Inilah yang diinginkan setan dari para pengikut akidah yang rusak ini ditambah dengan tenggelamnya mereka didalam kekufuran didalam madzhab yang buruk ini. fatawa al Islam Sual wa Jawab juz I hal 1428 Al Lajnah ad Daimah didalam fatwanya tentang permasalahan ini menyebutkan bahwa… perpindahan roh manusia dari seorang manusia kepada yang lainnya tidaklah benar. Dasar dari itu adalah firman Allah swt وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ Artinya “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman “Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab “Betul Engkau Tuban kami, Kami menjadi saksi”. kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya Kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan”. QS. Al A’raf 172 Tafsir dari ayat ini adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Malik didalam “al Muwatho’” bahwa Umar bin Khottob ditanya tentang ayat ini وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ Artinya “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman “Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab “Betul Engkau Tuban kami, Kami menjadi saksi”. kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya Kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan”. QS. Al A’raf 172 Lalu Umar menjawab,’Aku mendengar Rasulullah saw pernah ditanya tentang mereka maka Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya Allah menciptakan Adam kemudian mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya maka keluarlah darinya keturunannya lalu Allah berfirman,’Aku telah menciptakan mereka untuk di surga dan mengamalkan amal orang-orang surga.’ Kemudian Allah menugusap punggungnya maka keluarlah darinya keturunannya dan Allah pun berfirman,’Aku telah menciptakan mereka untuk di neraka dan mengamalkan amal orang-orang neraka.” Imam Ahmad di “al Musnad” 311 tahqiq Ahmad Syakir. Imam Malik di “al Muwattho” 898, Abu Daud 4703, at Tirmidzi 5071, al Hakim di “al Mustadrok” 171, Ibnu Mundih di “ar Rod ala al Jahmiyah” 28 Ibnu Abdil Barr mengatakan bahwa makna dari hadits ini, sungguh betul berasal dari Nabi saw dari berbagai sisi yang mengukuhkannya dari hadits Umar bin Khottob, Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairoh dan yang lainnya. Ijma Ahlus Sunnah wal Jama’ah menyebutkan bahwa perkataan perpindahan roh dari satu jasad ke jasad lainnya adalah perkataan orang-orang pendukung reinkarnasi dan mereka adalah orang yang paling kufur dan perkataan mereka itu adalah yang paling batil. al Lajnah ad Daimah Li al Buhuts al Ilmiyah wa al Ifta juz IV hal 64 Tidak mungkin roh manusia bertemu dengan roh hewan atau salah satunya berpindah ke yang lainnya, ini yang disebut dengan reinkarnasi roh yang tidak dibenarkan akal dan tidak diterima oleh syariat. Ahli Ilmu menyebutkan bahwa perkataan seperti itu adalah perkataan kufur keluar dari agama. Khalil Ibnu Ishaq al Maliki didalam “Mukhtashar” nya mengatakan—tentang segala sesuatu yang menjadikannya dihukum dengan kufur dan murtad—atau tetang reinkarnasi roh.. dia menjelaskannya,”Yaitu perpindahannya didalam diri manusia atau lainnya. Dan bahwa sengsara atau bahagianya tergantung pada kebersihan dan keburukannya. Jika jiwanya jahat maka dirinya akan berbentuk seperti keburukannya itu, ia bisa berbentuk anjing, babi atau lainnya. Jika dirinya telah menyelesaikan hukuman dari keburukannya itu maka ia akan berpindah dari seekor kera kepada kera yang lainnya. Akan tetapi jika dirinya belum menyelesaikannya maka ia akan berindah ke bentuk yang lebih buruk lagi hingga dirinya menyelesaikan hukumannya itu. Sedangkan jika jiwanya baik maka ia akan berubah bentuk kepada yang lebih tinggi baik.” Tujuan dari reinkarnasi ini adalah menafikan hari perhitungan hisab, surga dan neraka… dan didalam keyakinan ini tampaklah pendustaan terhadap nash-nash wahyu dan ijma kaum muslimin. Jadi tidak dibenarkan menurut syariat dan juga akal perkataan bahwa ruh manusia berpindah ke tubuh hewan atau yang lainnya. Markaz al Fatwa no. 36533 Wallahu A’lam Ustadz Sigit Pranowo Lc Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kata ulumul jamak dari 'ilm yang artinya paham dan menguasai Al-Qur'an. Ulumul qur'an melalui proses yang cukup lama untuk menjadi satu kumpulan yang sempurna. Proses perkembangan ilmu Al-Qur'an dilakukan oleh para ulama yang memiliki kecenderungan yang berbeda dalam mendalami Al-Qur'an dari masalah penulisan rasm, sebab turun asbab an-nuzul, kemukjizatan i'jaz, dan gaya sastra balaghah. Menurut Imam Syafi'i, ulumul qur'an sangat banyak. Ulumul qur'an adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al-Qur'an. Para ulama mendefinisikan ulumul qur'an sebagai ilmu yang mempelajari hal-hal yanh berhubungan dengan Al-Qur'an dari segi aspek turun, sistematika, pengunpulan dan penulisan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nasikh dan kekhalifahan Utsman bin Affan, ilmu rasm Al-Qur'an pertama kali dilakukan, karena perintah penulisan Al-Qur'an. Posisi Utsaman berarti sebagai perintis awal ilmu-ilmu Al-Qur'an sehingga namanya tetap diabadikan dengan rasm al-utsmaniah. Kemudian dilanjutkan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib dengan merancang dan meletakkan kaidah-kaidah nahwu. Usaha pengembangan ilmu Al-Qur'an tetap berlanjut pada masa sahabat sesuau kapasitas, bobot, dan kualitas sahabat dengan tujuan sama untuk mendalami hikmah-hikmah yang ada dalam Al-Qur'an dan menyampaikan tafsir-tafsir dalam Al-Qur' Al-Qur'an akan terus bergerak seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Sama halnya dengan cakupan pembahasan Al-Qur'an yang meliputi Al-Qur'an itu sendiri, penamaannya, akar katanya, pengertian, penamaan dan sifatnya, perbedaannya dengan hadist qudsi. Kemudian, wahyu yang meliputi pengertiannya, kemungkinan dan terjadinya wahyu, cara turunnya kepada malaikat dan rasul, rahasia-rahasai disekitar metode turunnya. Selain itu membahas tentang asbab an-nuzul, ayat-ayat yang turun di Mekkah dan Madinah, tentang awal surah, ilmu qira'ah dan ahlinya nasikh dan mansukh, ilmu rasm Al-Qur'an, muhkam dan mustasyabih, tafsir, kemukjizatan, dan lainnya. Cabang-cabang ilmu yang membentuk ulumul qur'an menurut Hasbi as-Shiddiqie yang pokok1. Ilmu mawathin an-nuzul, ilmu yang mengetahui tempat, waktu, musim, awal ayat, dan akhir Ilmu tawarikh an-nuzul, ilmu yang mempelajari sejarah turunnya ayat secara detail, masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya, dan tertib turunnya sampai Ilmu asbab an-nuzul, ilmu yang mempelajari sebab turunnya ayat dalam Al-Qur' Ilmu qira'at, ilmu yang mempelajari macam-macam bacaan dalam Al-Qur'an yang diterima oleh Rasulullah Ilmu tajwid, ilmu yang mempelajari kapan mulai dan berhentinya bacaan dalam Al-Qur' Ilmu gharib Al-Qur'an, ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengetahui makna yang aneh, ganjil, dan tidak wajar dari Ilmu i'rab Al-Qur'an, ilmu yang mempelajari posisi lafadz dalan suatu kalimat, apakah lafadz tersebut menduduki posisi subjek atau objek8. Ilmu wujuh wa an-nadza'ir, ilmu yang mempelajari bagaimana menentukan makna yang tepat dari berbagai makna yang muncul dalam suatu Ilmu muhkah dan mustasyabih, ilmu yang mempelajari ayat muhkam atau ayat-ayat yang memiliki arti yang jelas, dan mutasyabih atau ayat-ayat samar yang memiliki makna Ilmu nasikh dan mansukh, ilmu yang mempelajari mana ayat yang diganti dan ayat pengganti. Sedangkan ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang semua yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan maupun lainnya. Secara istilah, ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang cara persambungan hadist sampai pada Rasulullah garis besar ulumul hadist dapat dibagi menjadi dua, yaitu1. Ilmu hadist riwayah, ilmu periwayatan atau cerita hadist. Secara istilah, ilmu hadist riwayah adalah ilmu yang mencakup perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW, periwayataanya pemeliharaannya dan penulisan atau pembukuan Ilmu hadist diroyah, mustholah al-hadist, ilmu al-hadist dan qowaid at-tahdist. Suatu ilmu untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, diterima dan ditolaknya suatu hadist, dan lainnya. Sejarah perkembangan ulumul hadiat dimulai pada masa sahabat dengan penyempitan riwayat, kehati-hatian dalan meriwayatkan hadist, pengujian terhadap setiap riwayat, mencari sanad hadist dan meneliti karakteristik perawi, membandingkan riwayat satu dengan yang lain. Pada tahap penyempurnaan, ulumul hadist sudah menjadi cabang ilmu tersendiri sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dan dipergunakan oleh para ulama Kemudian tahap pembukuan, ulama yang pertama kali berhasil menyusun ilmu hadist secara lengkap adalah ulama sunni bernama, al-Qodli Abu Muhammad al-Hasan bin Abd ar-Rahman bin Khalad ar-Ramahurmuzi dengan kitabnya Al-Muhaddist al-Fashil baina ar-Rawi wal wa'i. Cabang-cabang ulumul hadist ada 6Ilmu rijalil hadist, ilmu yang mempelajari tentang perawi hadist, baik dari sahabat, tabi'in, maupun Ilmu jarh wat ta'dul, ilmu yang mempelajari tentang catatan-catatan yang dihadapkan pada para perawi dan memandang adik perawi dengan memakai kata-kata yang khusus dan martabat kata-kata Ilmu illail hadist, ilmu yang mempelajari sebab-sebab tersembunyi, tidak nyata, yang dapat mencatat hadist baik dari sisi sanad maupun Ilmu nasikh wa mansukh, ilmu yang mempelajari kata dalam hadist yang diganti maupun Ilmu asab wurud al-hadist, ilmu yang mempelajari sebab Rasulullah SAW mengucapkan perkataannya dan Ilmu talfiqil hadist, ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan hadist-hadist yang isinya berlawanan atau berbeda. referensi ulumul qur'an pengantar ilmu-ilmu al-qur'an oleh Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M. Khairunnisa S 20200710149 IPICOM, UMY Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

reinkarnasi dalam al qur an dan hadits